WASPADAI TB MDR ATAU TB RESISTEN OBAT
- Apa
itu TB MDR ?
a)
TB MDR (Multidrug-Resistant
Tuberculosis) adalah tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap dua obat
antituberkulosis yang paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin.
b)
Munculnya TB
MDR semakin menghambat penanggulangan penyakit TB di Indonesia.
- Penyebab
TB MDR
a)
Penderita TB
tidak menyelesaikan pengobatan hingga tuntas atau pengobatan tidak teratur.
Konsumsi obat tidak teratur, misalnya
obat diminum selama 2 hingga 3 minggu kemudian berhenti. Setelah 2 bulan,
kemudian berpindah dokter dan mendapat obat kembali selama 2–3 bulan, lalu
berhenti dan seterusnya. Konsumsi obat lain di luar obat tuberkulosis juga
dapat mengganggu kerja obat tuberkulosis.
b)
Tertular kuman
yang sudah resisten dari penderita TB MDR lain.
Saat
seseorang yang menderita TB MDR bersin atau batuk dan di sekitarnya ada orang
lain yang belum pernah mengalami TB maka orang tersebut bisa saja langsung
mengalami TB MDR.
- Gejala
TB MDR
Pasien TB MDR (TB Resisten Obat) umumnya punya gejala yang sama seperti kasus
tuberkulosis biasa. Perlu diketahui juga, bahwa tanda dan gejala TB resisten
obat tergantung pada bagian tubuh mana bakteri TBC menyerang, sehingga obat
yang diberikan juga menyesuaikan.
Meski umumnya menyerang paru-paru, bakteri TB juga
dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti tulang, usus, kulit, bahkan organ
reproduksi. Pengobatan TB MDR nantinya akan disesuaikan dengan kondisi
tersebut.
Gejala TB resisten obat kurang lebih sama seperti
pasien tuberkulosis pada umumnya, seperti:
ü Batuk terus-menerus. Dalam kondisi parah, batuk bisa
sampai mengeluarkan darah
ü Sakit di dada
ü Mudah lelah, lemas, dan lesu
ü Tidak nafsu makan
ü Mengalami demam ringan
ü Berat badan menurun drastis
ü Sesak napas dan nyeri di dada
ü Berkeringat di malam hari tanpa sebab
- Siapa saja yang berisiko tinggi tertular TB MDR?
a)
Seseorang yang
sebelumnya pernah terkena TB
b)
Seseorang yang
memiliki kelemahan sistem kekebalan tubuh (kurang gizi, penyakit HIV, diabetes
dll)
c)
Ada kontak
dengan penderita TB MDR
d)
Seseorang yang
berasal dari daerah dengan kasus TB MDR yang tinggi
- Siapa
yang disebut Suspek TB MDR (terduga TB MDR)?
Seseorang termasuk kriteria
terduga TB MDR jika:
ü Penderita
TB gagal pengobatan
ü Kuman
TB masih positif setelah 3 bulan pengobatan
ü Penderita
TB yang kembali berobat setelah lalai berobat (loss to follow-up)
ü Penderita
TB dengan HIV yang tidak menunjukkan respons dengan pengobatan TB
Jika
mendapati kondisi di atas, perlu segera ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lanjutan.
Setelah dokter melakukan pemeriksaan dan dipastikan terdapat TB MDR, maka perlu
segera memulai pengobatan. Lama pengobatan dapat berkisar antara 19 – 24 bulan.
Durasi pengobatan ini bisa berubah pada kasus TB MDR yang berbeda, seperti pada
TB MDR tanpa komplikasi atau pada TB MDR yang belum mendapatkan pengobatan lini
kedua. Untuk kedua kasus tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan
program pengobatan yang lebih singkat, yaitu 9-12 bulan. Gejala TB umumnya akan
membaik dalam beberapa bulan setelah pengobatan. Penderita TB MDR juga perlu
mendapat evaluasi dan pemantauan ketat selama pengobatan
- Pencegahan
TB MDR
ü Bagi pemberi pelayanan TB : mendorong semua
fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan TB sesuai standar dan berkualitas,
meningkatkan kewaspadaan melalui penemuan kasus secara dini.
ü Bagi
penderita TB : mengonsumsi obat tuberkulosis sesuai anjuran dari dokter. Jangan
pernah melewatkan satu dosis pun dan jangan menghentikan pengobatan sebelum
waktu yang telah ditentukan. Hal ini berlaku meskipun penderita sudah merasa
lebih baik atau gejala tuberkulosis sudah tidak ada sama sekali.
ü Bagi
masyarakat umum : mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir. Meski tampak sederhana, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
dapat secara signifikan membunuh kuman-kuman pembawa penyakit, termasuk kuman
penyebab tuberkulosis.
- Pengobatan
TB MDR
Penyembuhan TB resisten berbeda dengan penyembuhan
tuberkulosis biasa.
Hal tersebut disebabkan bakteri tuberkulosis yang
ada di dalam tubuh pasien sudah kebal, berevolusi, dan sulit untuk dikendalikan.
Pengobatan pasien TB MDR berbeda dengan pengobatan tuberkulosis biasa, beberapa
perbedaan tersebut, antara lain:
1.
Dosis
pengobatan yang berbeda, bergantung pada gejala dan tempat bakteri TB menyerang;
2.
Jumlah dan
varian obat lebih banyak;
3. Menggunakan
obat TB lini kedua seperti ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin, dan kanamin
4.
Waktu
pengobatan lebih lama, umumnya sekitar 20 bulan
5.
Pasien harus
mendapatkan suntik obat 5 hari dalam seminggu, selama 8 bulan pertama
6. Pengobatan TB
MDR bisa memberikan efek samping pengobatan yang lebih berat dibandingkan
pengobatan TB biasa karena jumlah obatnya lebih banyak dan lebih beragam.
7.
Menerapkan
pola hidup sehat, seperti:
o Tidak merokok
o Makan makanan sehat
o Menjaga kebersihan rumah
o Membuka ventilasi udara setiap pagi agar mendapatkan
cukup cahaya matahari
- Pengendalian
TB MDR
Satu
satunya cara mengendalikan kasus TB MDR adalah dengan menemukan kasus terduga
TB MDR (orang yang dicurigai menderita TB MDR). Suspek TB MDR ini nantinya akan
dilakukan pemeriksaan untuk membuktikan apakah orang tersebut positif menderita
TB MDR atau tidak. Suspek TB MDR yang terbukti positif akan dilakukan
pengobatan dan pencegahan supaya tidak lagi menularkan penyakitnya.
TB
MDR perlu dikendalikan. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, jumlah penderita
TB MDR akan terus meningkat dan TB XDR atau extended drug-resistant sangat
mungkin akan terjadi. TB XDR adalah dimana kuman
penyebab tuberkulosis sudah kebal
terhadap minimal 4 jenis obat tuberkulosis. Masalah ini menjadi semakin serius,
karena pengobatan TB MDR dan XDR sangat rumit, membutuhkan waktu yang lebih lama
(12 hingga 24 bulan), dan hasilnya pun kurang menjanjikan. Tidak jarang, pasien
TB MDR juga lebih berisiko untuk mengalami berbagai komplikasi seperti radang
selaput otak dan infeksi darah (sepsis). Oleh karena itu, pencegahan resistensi
obat lebih baik dan lebih penting dilakukan untuk menurunkan kasus TB MDR.
Multidrug-resistant
tuberculosis alias TB MDR tidak boleh dianggap remeh, karena lebih sulit
diobati dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi pada orang yang mengalaminya.
Karenanya, bila di sekitar Anda ada penderita tuberkulosis, ingatkan untuk
selalu minum obat dengan teratur dan sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh
dokter agar kuman tidak kebal (resistan) terhadap obat-obatan
Komentar
Posting Komentar