Ayo Cegah TBC Mulai dari Saya
Hari
Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret. Ini merupakan
momentum dalam membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC. Mengapa
penyakit TBC sampai saat ini belum bisa dikendalikan?
Jawabannya
adalah karena masih banyak penderita TBC aktif yang berkeliaran dan belum
diobati. Padahal 1 orang penderita TBC aktif dapat menularkan penyakitnya pada ±
10 orang disekitarnya.
Mengapa
hal ini sampai terjadi?
Banyak
faktor yang menyebabkan penderita TBC tidak segera memeriksakan dan mengobati
penyakitnya. Salah satunya adalah ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit
TBC.
Untuk
itulah pemerintah meluncurkan gerakan Temukan
Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC. Melalui gerakan ini diharapkan masyarakat
dapat secara aktif memeriksakan diri atau membawa penderita TBC langsung ke Puskesmas
/ BKPM / Rumah Sakit apabila terdapat gejala TBC supaya dapat segera
disembuhkan dan tidak lagi menulari orang lain disekitarnya. Dengan mengobati
penderita TBC, berarti mata rantai penularan bisa diputus.
Salah
satu bagian dari gerakan TOSS TBC adalah menerapkan Etika Batuk Jika Anda
Batuk, yaitu sebagai berikut:
1. Gunakan
masker;
2. Saat
batuk tutuplah hidung dan mulut menggunakan lengan; atau
3. Tutup
hidung dan mulut dengan sapu tangan;
4. Segera
buang tisu yang sudah terpakai;
5. Cuci
tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.
4 Hal yang Wajib Dilakukan Pengidap TBC
Agar Tak Menularkan Penyakit
TBC
atau tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TBC. Penyakit ini sebagian besar menyerang paru – paru, namun dapat juga
menyerang organ tubuh yang lain.
Bagaimana
cara penyebaran TBC?
Bakteri
penyebab TBC, mycobacterium tuberculosis,
menyebar ketika penderita TBC mengeluarkan dahak atau cairan liur dari mulutnya
yang berisi kuman tersebut ke udara misalnya saat batuk, bersin, berbicara,
bernyanyi, meludah, atau bahkan tertawa dan kemudian dihirup oleh orang lain di
sekitarnya.
Menurut
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis milik Kemenkes RI, dalam satu kali
batuk seseorang biasanya bisa menghasilkan sekitar 3.000 percikan air liur.
Kuman
yang keluar dari batuknya penderita TB dapat bertahan di udara lembap yang
tidak terpapar sinar matahari selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu.
Akibatnya, setiap orang yang berdekatan dan memiliki kontak dengan penderita TBC
secara langsung berpotensi menghirupnya dan akhirnya tertular.
Penyakit
TBC sangat menular, tetapi tidak semua yang tertular akan langsung menjadi
sakit TBC. Saat kuman TBC masuk ke dalam tubuh, maka ada 2 kemungkinan yang
akan terjadi.
Kemungkinan
pertama, apabila penularan terjadi saat daya tahan tubuh menurun, kuman TBC akan
terus aktif berkembang biak dan menyerang tubuh hingga menjadi sakit TB dan
muncul gejala.
Kemungkinan
kedua, jika penularan terjadi saat daya tahan tubuh kita bagus, maka kuman TBC akan
berada di fase “dorman” (alias “tertidur” lama). Mereka tetap ada di dalam
tubuh, namun tidak aktif berkembang biak dan menyerang tubuh.
Faktanya,
kebanyakan orang pernah terpapar kuman TB, namun hanya 10% orang yang
terinfeksi TB akan benar-benar menderita penyakit ini.
Siapa
yang paling berisiko tertular TBC?
Salah
satu faktor penentu seseorang bisa tertular TBC atau tidak adalah seberapa kuat
sistem imun tubuhnya dan kebersihan dirinya. Semakin kuat daya tahan tubuh,
semakin kecil kemungkinannya untuk tertular TB.
Orang-orang
yang sistem kekebalan tubuhnya lemah cenderung lebih mudah terinfeksi. Itu
sebabnya anak-anak, lansia, orang dengan HIV atau AIDS, penderita kanker,
diabetes, ginjal, dan penyakit autoimun lainnya berisiko lebih tinggi untuk
terinfeksi TBC karena sistem imunnya tidak mampu melawan pertumbuhan bakteri
TBC.
Cara
mencegah penularan TBC ke orang yang sehat
Meski
sangat menular, pengidap TBC tidak harus dan tidak boleh dikucilkan dari
masyarakat. Anda tidak akan tertular TBC hanya dengan sekadar berjabat tangan
atau berbagi makanan dengan penderita TBC.
Berikut
beberapa cara yang bisa dilakukan penderita untuk mencegah penularan TBC pada
orang di sekitar.
1. Tutup
mulut saat batuk dan bersin
TBC
menular lewat dahak dan air liur yang keluar dari mulut. Maka, pengidap TBC
harus menutup mulutnya saat bersin atau batuk. Namun, jangan tutup mulut dengan
menangkup kedua tangan. Kuman bisa berpindah ke tangan Anda dan kemudian
berpindah lagi ke orang lain saat Anda berjabat tangan atau memegang mereka.
Sebaiknya
gunakan tisu, tapi jangan lupa untuk segera buang di tempat sampah. Jangan
dibuang sembarangan. Anda juga bisa menggunakan sapu tangan pribadi untuk
menutup mulut. Jika tidak ada, tutup mulut dengan memalingkan wajah ke sisi
lengan dalam atau siku dalam Anda.
Kenakan
masker saat berada di tempat umum untuk mencegah penularan TBC pada orang yang
sehat.
2. Jangan
meludah atau buang dahak sembarangan.
Sama
halnya dengan batuk atau bersin di tempat umum, buang dahak dan meludah pun
tidak boleh sembarangan di tempat umum. Bakteri yang ada di dalam ludah Anda
bisa berterbangan di udara dan kemudian terhirup oleh orang-orang sekitar.
Jika
ingin membuang dahak atau meludah, lakukanlah di kamar mandi. Siram ludah Anda
sampai terbilas bersih. Apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan Anda
untuk pergi ke kamar mandi terdekat, meludahlah di selokan atau kali yang
airnya mengalir.
3. Hindari
kontak langsung dengan anak-anak
Sebisa
mungkin, hindari berdekatan atau kontak langsung dengan bayi, balita, atau
anak-anak, karena sistem imun mereka masih belum kuat dan cenderung lemah.
4. Biarkan
sinar matahari masuk ke dalam ruangan
Kuman
penyebab TB umumnya dapat bertahan hidup di udara bebas selama satu sampai dua
jam, tergantung dari ada tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan
ventilasi. Pada kondisi gelap, lembap, dan dingin, kuman TB dapat bertahan
berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan.
Namun,
bakteri TB bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung. Maka,
bukalah jendela dan tirai Anda ketika cuaca cerah. Biarkan sinar matahari masuk
ke dalam ruangan untuk membunuh kuman-kuman TBC yang mungkin bersemayam dalam
rumah Anda.
Ketika
Anda membuka jendela, sirkulasi udara pun dapat membantu mendorong kuman-kuman
keluar rumah sehingga mereka mati ketika terpapar sinar ultraviolet dari sinar
matahari.
TBC
adalah penyakit yang dapat menular, dapat dicegah,
dapat diobati, dapat sembuh, dapat kambuh, dapat tidak sembuh – sembuh.
Jangan
anggap remeh penyakit TBC.
Dapatkan
informasi tentang penyakit TBC sebanyak – banyaknya dengan mengunjungi
Puskesmas atau Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM).
Ayo
Kita Cegah TBC Mulai Sekarang dan Mulai dari Saya.
Sumber
:
1. Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2007 Edisi 2
Komentar
Posting Komentar