Penjaringan Pasien TBC dan HIV di BKPM Kota Pekalongan
1.
Pentingnya
Penjaringan Pasien TBC dan HIV
§ Penjaringan pasien
merupakan salah satu langkah dalam penemuan penderita.
§ Penemuan penderita
merupakan hal yang sangat penting, karena untuk penyakit TBC dan HIV, penderita
adalah satu satunya sumber penularan. Satu orang penderita TBC positif yang
tidak diobati dapat menularkan penyakitnya pada 10 orang disekitarnya.
§ Penemuan dan
penanganan penderita secara tepat dapat memutus mata rantai penularan sehingga
pemberantasan kedua penyakit tersebut dapat berhasil dengan baik.
§ Dengan mengetahui
pentingnya penemuan penderita / penjaringan suspek, masyarakat diharapkan dapat
ikut berperan serta. Tanpa kepedulian masyarakat, pemberantasan kedua penyakit
ini akan sulit tercapai.
2.
Apa itu penyakit
TBC?
TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Penyebab : Kuman TB (mycobacterium
tuberculosis)
Cara penularan : Kuman TB masuk ke paru – paru
manusia melalui udara pernapasan. Tuberkulosis menyebar dari orang ke orang
melalui udara. Paru merupakan lokasi pertama yang terinfeksi.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif.
Seorang penderita TB Positif mampu mengeluarkan ± 3000 droplet
saat batuk dan ± 1 juta droplet saat bersin. Droplet tersebut
mengandung kuman TB yang masih hidup. Karena ukurannya sangat kecil, droplet
akan mudah mengering dan melayang – layang di udara. Kuman dalam droplet
tersebut bisa hidup selama beberapa jam sampai beberapa hari tergantung konsisi
ruangan.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama.
Siapa yang disebut suspek (terduga TBC)?
Orang yang disebut suspek TBC adalah orang yang mengalami gelaja / tanda
TBC sebagai berikut:
Tanda/gejala tambahan : dahak bercampur darah, berkeringat pada malam hari
tanpa aktivitas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise dan badan
terasa lemas, gejala sesak napas dan nyeri dada juga dapat ditemukan bila
terdapat komplikasi.
Siapa yang disebut penderita TBC?
Orang yang disebut menderita TBC adalah orang yang pada pemeriksaan dahaknya ditemukan kuman TBC.
Siapa yang berisiko tinggi tertular TBC?
Orang yang disebut menderita TBC adalah orang yang pada pemeriksaan dahaknya ditemukan kuman TBC.
Siapa yang berisiko tinggi tertular TBC?
Orang yang berisiko tinggi tertular yaitu :
1. Orang yang kontak dengan penderita TB
1. Orang yang kontak dengan penderita TB
Kontak dengan penderita TB merupakan faktor risiko yang berpengaruh besar terhadap penularan TB. Riwayat kontak penderita dalam satu keluarga dengan anggota keluarga yang lain yang sedang menderita TB Paru merupakan hal yang sangat penting karena kuman mycobacterium tuberkulosis bersifat aerob dan mampu bertahan hidup dalam sputum yang kering dan sangat mudah menular melalui ekskresi inhalasi (percikan dahak). Sehingga adanya anggota keluarga yang menderita TB paru aktif, maka seluruh anggota keluarga yang lain akan rentan dengan kejadian TB paru.
2. Orang yang daya tahan tubuhnya
rendah (karena kurang gizi, infeksi HIV, diabetes dll).
Pengobatan TBC
TBC dapat disembuhkan jika
berobat secara rutin selama 6 bulan.
3.
Apa itu HIV?
HIV adalah Human Immunodeficiency Virus (virus yang menyerang sistim
kekebalan tubuh manusia)
Cara Penularan
virus HIV masuk melalui perilaku seks bebas, penggunaan jarum
suntik yang tidak steril (pengguna narkoba, tato, tindik), persalinan dan
laktasi dari ibu yang mengidap HIV.
Siapa yang disebut supek / terduga HIV?
Pada HIV, kita tidak bisa menentukan suspek /
terduga HIV hanya dengan melihat saja. Kebanyakan penderita HIV tampak sehat
dan tidak mengelami gejala. Setelah berkembang menjadi AIDS (butuh waktu lama,
bisa 5 – 10 tahun), barulah gejala muncul. Bahkan penderita AIDS tidak
menyadari kalau itu adalah virus HIV yang sudah masuk beberapa tahun yang lalu.
Beberapa tanda / gejala yang sering muncul
setelah berkembang menjadi AIDS :
- Kehilangan berat badan
secara drastis
- Diare yang
berkelanjutan
- Pembengkakan pada
leher atau ketiak
- Batuk terus menerus
tidak ada gejala yang khas.
Pengidap HIV yang belum dalam kondisi AIDS,
terlihat sama seperti orang sehat dan normal lainnya.
Faktor
Risiko : hubungan seksual yang tidak aman
(sering berganti pasangan atau dengan PSK), pengguna narkoba dengan jarum
suntik, tato atau tindik yang tidak steril.
Pengobatan : belum ada obat yang dapat membunuh HIV. Yang ada saat
ini hanya memperlambat replikasi virus.
4.
Peranan masyarakat
dalam penjaringan pasien TBC dan HIV
Salah satu bentuk kepedulian
masyarakat dalam bidang kesehatan adalah dengan ikut serta dalam upaya penemuan
penderita.
Untuk penyakit TBC
(tuberculosis), sebenarnya sangat mudah menemukan suspek / terduga TBC, yaitu
hanya dengan melihat ada atau tidaknya gejala pokok TBC yaitu batuk berdahak
selama 2 minggu atau lebih yang tidak sembuh – sembuh.
Saat melihat tetangga
atau anggota keluarga yang menunjukkan gejala TBC, anjurkan atau antar ke
Puskesmas / BKPM untuk memeriksakan dahak. Jika ditemukan adanya kuman TBC di
dalam dahak, maka orang tersebut dinyatakan positif menderita TBC dan harus
menjalani pengobatan.
Sedangkan untuk
penemuan suspek HIV, memang agak sulit, karena orang yang terinfeksi HIV pada
awalnya tidak menunjukkan gejala apapun. Bahkan penderita HIV masih tampak
seperti orang sehat pada umumnya. Namun bukan tidak mungkin bagi masyarakat
yang mau berperan membantu penemuan suspek HIV, yaitu dengan mengamati adakah
perilaku tetangga atau anggota keluarga yang berisiko tertular HIV seperti :
-
Perilaku seks yang tidak aman
-
Perilaku mengkosumsi narkoba
-
Menggunakan tatoo atau tindik
Anda bisa menasehati dan menyarankan
orang tersebut untuk mengunjungi klinik VCT HIV AIDS yang ada di BKPM maupun
RS. Di Klinik VCT, setiap pengunjung akan dijaga ketat kerahasiannya, mendapat
pengetahuan tentang HIV AIDS dan juga mendapatkan pemeriksaan HIV secara
gratis.
5.
Peranan BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) dalam
penjaringan pasien TBC dan HIV
· BKPM (Balai
Kesehatan Paru Masyarakat) adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
milik pemerintah yang khusus menangani penyakit paru dan pernapasan.
· Masyarakat Kota Pekalongan lebih mengenal
BKPM dengan nama RS Paru Cikalsari
· Tugas Pokok dan Fungsi BKPM adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan
paru-paru yang meliputi kegiatan :
-
meningkatkan cakupan
penderita baru TBC
-
mengobati dan mencegah
penyakit paru lainnya
-
mengobati penderita
TBC sesuai panduan
-
meningkatkan
kesembuhan sampai 85%
-
menekan angka putus
berobat / mangkir.
· Selain sebagai instansi yang memiliki
layanan unggluan pemeriksaan penyakit paru, BKPM juga mengembangkan klinik VCT
(Voluntary Conseling Test) untuk konseling dan tes HIV.
· Penjaringan suspek / terduga TB dan HIV di BKPM :
· Penjaringan suspek / terduga TB dan HIV di BKPM :
Penjaringan suspek di BKPM dilakukan di 2 Poli yaitu Poli Pasien Baru dan
Poli pasien Lama.
Penjaringan /skrining TB dilakukan dengan melihat tanda / gejala
TB, juga hasil pemeriksaan fisik yang mengarah pada TB.
Hasil tahun 2018, terjaring sebanyak 499 suspek (terduga TB) dan ditemukan
TB BTA positif sebanyak 204 dan TB BTA negatif sebanyak 15 orang.
Untuk penjaringan pasien HIV selain dilakukan di Poli Baru dan Poli Lama, penjaringan
juga dilakukan di Poli TB, dimana semua pasien TB akan diperiksa status HIVnya.
Tahun 2018, terjaring sebanyak 76 orang yang diperiksa/test HIV, dengan
hasil positif HIV sebanyak 5 orang.
- Test yang perlu dijalani untuk mengetahui
status TBC antara lain pemeriksaan dahak, foto rongent paru – paru, test
mantoux
- Test yang perlu dijalani untuk mengetahui
status HIV yaitu dengan melakukan test darah.
Komentar
Posting Komentar