Ayo Cegah TBC Mulai dari Saya

Tuberkulosis (TBC) masih jadi beban di Indonesia. (Shutterstock)



Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret. Ini merupakan momentum dalam membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC. Mengapa penyakit TBC sampai saat ini belum bisa dikendalikan?
Jawabannya adalah karena masih banyak penderita TBC aktif yang berkeliaran dan belum diobati. Padahal 1 orang penderita TBC aktif dapat menularkan penyakitnya pada ± 10 orang disekitarnya.
Mengapa hal ini sampai terjadi?
Banyak faktor yang menyebabkan penderita TBC tidak segera memeriksakan dan mengobati penyakitnya. Salah satunya adalah ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit TBC.
Untuk itulah pemerintah meluncurkan gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC. Melalui gerakan ini diharapkan masyarakat dapat secara aktif memeriksakan diri atau membawa penderita TBC langsung ke Puskesmas / BKPM / Rumah Sakit apabila terdapat gejala TBC supaya dapat segera disembuhkan dan tidak lagi menulari orang lain disekitarnya. Dengan mengobati penderita TBC, berarti mata rantai penularan bisa diputus.

Salah satu bagian dari gerakan TOSS TBC adalah menerapkan Etika Batuk Jika Anda Batuk, yaitu sebagai berikut:

1.    Gunakan masker;
2.    Saat batuk tutuplah hidung dan mulut menggunakan lengan; atau
3.    Tutup hidung dan mulut dengan sapu tangan;
4.    Segera buang tisu yang sudah terpakai;
5.    Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

4 Hal yang Wajib Dilakukan Pengidap TBC Agar Tak Menularkan Penyakit

TBC atau tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC. Penyakit ini sebagian besar menyerang paru – paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh yang lain.
Bagaimana cara penyebaran TBC?
Bakteri penyebab TBC, mycobacterium tuberculosis, menyebar ketika penderita TBC mengeluarkan dahak atau cairan liur dari mulutnya yang berisi kuman tersebut ke udara misalnya saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, meludah, atau bahkan tertawa dan kemudian dihirup oleh orang lain di sekitarnya.

Menurut Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis milik Kemenkes RI, dalam satu kali batuk seseorang biasanya bisa menghasilkan sekitar 3.000 percikan air liur.
Kuman yang keluar dari batuknya penderita TB dapat bertahan di udara lembap yang tidak terpapar sinar matahari selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu. Akibatnya, setiap orang yang berdekatan dan memiliki kontak dengan penderita TBC secara langsung berpotensi menghirupnya dan akhirnya tertular.

Penyakit TBC sangat menular, tetapi tidak semua yang tertular akan langsung menjadi sakit TBC. Saat kuman TBC masuk ke dalam tubuh, maka ada 2 kemungkinan yang akan terjadi.
Kemungkinan pertama, apabila penularan terjadi saat daya tahan tubuh menurun, kuman TBC akan terus aktif berkembang biak dan menyerang tubuh hingga menjadi sakit TB dan muncul gejala.  
Kemungkinan kedua, jika penularan terjadi saat daya tahan tubuh kita bagus, maka kuman TBC akan berada di fase “dorman” (alias “tertidur” lama). Mereka tetap ada di dalam tubuh, namun tidak aktif berkembang biak dan menyerang tubuh.
Faktanya, kebanyakan orang pernah terpapar kuman TB, namun hanya 10% orang yang terinfeksi TB akan benar-benar menderita penyakit ini.

Siapa yang paling berisiko tertular TBC?
Salah satu faktor penentu seseorang bisa tertular TBC atau tidak adalah seberapa kuat sistem imun tubuhnya dan kebersihan dirinya. Semakin kuat daya tahan tubuh, semakin kecil kemungkinannya untuk tertular TB.

Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah cenderung lebih mudah terinfeksi. Itu sebabnya anak-anak, lansia, orang dengan HIV atau AIDS, penderita kanker, diabetes, ginjal, dan penyakit autoimun lainnya berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC karena sistem imunnya tidak mampu melawan pertumbuhan bakteri TBC.

Cara mencegah penularan TBC ke orang yang sehat
Meski sangat menular, pengidap TBC tidak harus dan tidak boleh dikucilkan dari masyarakat. Anda tidak akan tertular TBC hanya dengan sekadar berjabat tangan atau berbagi makanan dengan penderita TBC.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan penderita untuk mencegah penularan TBC pada orang di sekitar.

1.     Tutup mulut saat batuk dan bersin
TBC menular lewat dahak dan air liur yang keluar dari mulut. Maka, pengidap TBC harus menutup mulutnya saat bersin atau batuk. Namun, jangan tutup mulut dengan menangkup kedua tangan. Kuman bisa berpindah ke tangan Anda dan kemudian berpindah lagi ke orang lain saat Anda berjabat tangan atau memegang mereka.
Sebaiknya gunakan tisu, tapi jangan lupa untuk segera buang di tempat sampah. Jangan dibuang sembarangan. Anda juga bisa menggunakan sapu tangan pribadi untuk menutup mulut. Jika tidak ada, tutup mulut dengan memalingkan wajah ke sisi lengan dalam atau siku dalam Anda.
Kenakan masker saat berada di tempat umum untuk mencegah penularan TBC pada orang yang sehat.
2.     Jangan meludah atau buang dahak sembarangan.
Sama halnya dengan batuk atau bersin di tempat umum, buang dahak dan meludah pun tidak boleh sembarangan di tempat umum. Bakteri yang ada di dalam ludah Anda bisa berterbangan di udara dan kemudian terhirup oleh orang-orang sekitar.
Jika ingin membuang dahak atau meludah, lakukanlah di kamar mandi. Siram ludah Anda sampai terbilas bersih. Apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan Anda untuk pergi ke kamar mandi terdekat, meludahlah di selokan atau kali yang airnya mengalir.
3.     Hindari kontak langsung dengan anak-anak
Sebisa mungkin, hindari berdekatan atau kontak langsung dengan bayi, balita, atau anak-anak, karena sistem imun mereka masih belum kuat dan cenderung lemah.
4.     Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan
Kuman penyebab TB umumnya dapat bertahan hidup di udara bebas selama satu sampai dua jam, tergantung dari ada tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan ventilasi. Pada kondisi gelap, lembap, dan dingin, kuman TB dapat bertahan berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan.
Namun, bakteri TB bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung. Maka, bukalah jendela dan tirai Anda ketika cuaca cerah. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan untuk membunuh kuman-kuman TBC yang mungkin bersemayam dalam rumah Anda.
Ketika Anda membuka jendela, sirkulasi udara pun dapat membantu mendorong kuman-kuman keluar rumah sehingga mereka mati ketika terpapar sinar ultraviolet dari sinar matahari.

TBC adalah penyakit yang dapat menular, dapat dicegah, dapat diobati, dapat sembuh, dapat kambuh, dapat tidak sembuh – sembuh.
Jangan anggap remeh penyakit TBC.
Dapatkan informasi tentang penyakit TBC sebanyak – banyaknya dengan mengunjungi Puskesmas atau Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM).
Ayo Kita Cegah TBC Mulai Sekarang dan Mulai dari Saya.

Sumber :

1.    Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007 Edisi 2


















Komentar

Postingan Populer