Bahaya asap rokok pada anak


Pernahkah anda melihat orang tua yang merokok didepan anak-anak?
Jawabannya pasti sering. Bahkan kita sering melihat seorang ayah atau kakek yang menggendong anak kecil sambil merokok. Apakah mereka memang tidak tahu bahaya asap rokok pada anak- anak? Atau tidak peduli?
Bukankah sudah menjadi tanggung jawab kita semua terutama orang tua untuk memberikan lingkungan yang sehat untuk anak?

Mengapa tidak boleh merokok di dalam rumah?

Ø  Rokok memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam menyebarkan bahan kimia beracun.
Merokok di dalam rumah, akan menyebabkan seluruh rumah dipenuhi dengan zat beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker (karsinogen). Parahnya, semua zat tersebut tidak hanya ada di lokasi Anda merokok, tetapi dapat menyebar ke seluruh ruangan di dalam rumah, termasuk kamar anak dan bayi, akan berisiko tercemar oleh berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh.
Ø  Asap rokok bisa bertahan di udara hingga 2 - 3 jam, bahkan saat ventilasi rumah atau jendela terbuka.
Ø  Asap rokok bisa mengendap di lantai dan benda-benda yang ada di sekitar tempat merokok. Hal ini tentu membahayakan buah hati kita, mengingat mereka sering bermain di lantai dan menyentuh benda-benda di sekitarnya.
Ø  Racun yang berasal dari asap rokok dapat menempel juga di badan, baju, rambut, dan tangan Anda. 

Mengapa anak- anak tidak boleh berada di lingkungan perokok?
Apakah ada kaitan penyakit paru yang menyerang anak-anak dengan kebiasaan orang tua yang merokok?
Perlu diketahui bahwa kondisi tubuh bayi dan anak-anak masih mengalami tumbuh kembang.
Jangan heran jika anak rentan mengidap gangguan pernapasan.
Asma, radang paru-paru, bronkitis, pneumonia, dan penurunan fungsi paru-paru adalah beberapa gangguan yang bisa dialami anak-anak, jika terpapar oleh asap rokok dalam jangka panjang.
Selain itu, bayi dan anak yang sering terpapar asap rokok juga rentan terkena radang sinus dan infeksi telinga. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka akan terkena komplikasi yang bisa berujung kepada hilangnya kemampuan pendengaran.

Lalu bagaimana cara terbaik agar buah hati kita terhindar dari asap rokok?
Jangan pernah biarkan ada perokok di rumah, bahkan di luar ruangan sekalipun. Karena di mana pun Anda merokok, asapnya berisiko menjangkau anak-anak dan bayi.

Apa saja Dampak Buruk Asap Rokok terhadap Kesehatan Anak?
Anak beresiko yang lebih tinggi untuk terkena dampak buruk dari asap rokok dibandingkan dengan orang dewasa. Karena anak mempunyai sistem imun dan alat pernafasan yang masih berkembang dan rentan terhadap berbagai penyakit. Saluran pernafasan dan paru-paru yang kecil membuat anak lebih sering bernafas sehingga lebih sering menghirup asap rokok.
Berikut dampak jangka panjang rokok bagi anak.
1.      Gigi keropos
Beberapa penelitian membuktikan bahwa paparan asap rokok membuat gigi susu anak rentan keropos. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh mikrobiota pada mulut, penurunan tingkat vitamin C, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, serta produksi saliva yang penting bagi kesehatan mulut (www.merdeka.com).
2.      Infeksi telinga
Asap rokok dapat meningkatkan kemungkinan anak-anak terkena infeksi telinga tengah 1,5 kali lebih besar. Jika ibu juga perokok, risiko infeksi meningkat menjadi dua kali lipat (www.ayahbunda.com).
3.      ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Beberapa penelitian telah membuktikan adanya kaitan antara asap rokok dengan kejadian infeksi saluran pernapasan pada anak. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I (2010) menyatakan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru yang lebih tinggi. Hasil penelitian dari Sugihartono dan Nurjazuli (2012) juga menemukan bahwa balita yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok beresiko 5,743 kali lebih besar menderita pneumonia dibanding dengan balita yang serumah dengan anggota keluarga yang tidak merokok.
Mengapa mereka rentan sekali terkena penyakit paru karena asap rokok? Jawabannya karena paru-paru bayi dan anak balita lebih kecil dibanding orang dewasa, sistem kekebalan tubuh mereka juga belum terbangun sempurna, akibatnya lebih mudah terkena radang paru-paru.
4.      Asma
Paparan asap rokok juga dapat memperparah asma. Laporan dari ASH Research Report (2011) menyatakan bahwa anak dari keluarga perokok memiliki resiko dua kali lebih besar menderita asma dibanding anak dari keluarga tidak perokok. Penelitian dari Ratih Oemiyati dan Qomariah Alwi (2009), faktor lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap asma adalah adalah asap rokok.
Asap rokok dikenal sebagai pemicu asma. Bila Anda merokok, berhentilah saat ini juga, terutama bila anak Anda mengidap asma. Asap rokok bisa berbahaya bagi paru-paru, menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang, dan menyebabkan masalah pernapasan semakin parah.
5.      Penebalan dinding pembuluh darah
Asap rokok yang dihirup anak bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada arteri anak. Kerusakan yang terjadi berupa penebalan dinding pembuluh darah yang akan meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke di kemudian hari (www.bbc.co.uk).
6.      Penyakit pembuluh darah perifer (PPDP)
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran dinding pembuluh darah (aterosklerosis), merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, biasanya akan berakhir dengan amputasi (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).
7.      Berbagai kanker
Anak yang sering terpapar asap rokok mempunyai resiko 3 kali lebih besar menderita kanker paru-paru di kemudian hari dibanding anak yang hidup di lingkungan bebas asap rokok. Hasil penelitian dari The British Medical Association menemukan bahwa perokok pasif menyebabkan kanker pada anak (khususnya kanker otak dan limpoma) dan meningitis. Penelitian lain di Swedia juga menemukan orang tua perokok meningkatkan resiko anak menderita beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, aerodigestive cancer (bibir, mulut, lidah, hidung, tenggorokan, pita suara, dan bagian dari esopagus dan batang tenggorokan) (ASH Research Report, 2011).
8.      Emfisema
Emfisema adalah gangguan paru-paru kronis yang dapat menyebabkan kematian. Anak yang sering terpapar asap rokok akan menderita emfisema ketika dewasa. Penemuan menyatakan bahwa paru-paru tidak bisa menyembuhkan kembali secara sempurna efek dari paparan asap rokok ketika masih anak.
9.      Penyakit jantung dan stroke
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok aktif dibanding yang bukan perokok. Anak di bawah umur yang sering terpapar asap rokok juga akan menderita penyakit jantung dan stroke ketika ia remaja atau dewasa awal (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).

Melihat banyaknya dampak buruk yang dapat terjadi pada kesehatan anak dan bayi, maka penting untuk menjaga kebersihan lingkungan agar bebas asap rokok, baik di dalam maupun di luar rumah.
Jika anda mempunyai atau melihat anak yang sering batuk, pilek atau asma, coba lihat adakah orang yang merokok di dalam rumahnya. Jika ya, segera hentikan kebiasaan merokok tersebut. Jangan sampai kesenangan sesaat karena rokok, menyebabkan anak menderita.
Anak dengan asma yang tinggal di rumah bersama perokok maka asma bisa kambuh lebih sering, asma bisa menjadi semakin parah, lebih berisiko tidak masuk sekolah karena asma, harus lebih banyak minum obat asma, dan mungkin akan mengidap asma yang sulit dikontrol, meski dengan obat.

Ayo!!, berhenti merokok sekarang juga..
Sayangi diri anda dan keluraga anda...

Daftar Pustaka
Ananda, Kun Sila. 2014. “Paparam Asap Rokok Bikin Gigi Anak Rentan Keropos”, dalam koran Merdeka, 3 Februari. Jakarta. Diakses dari http://www.merdeka.com/ pada 24 Maret 2014.
ASH Research Report. 2011. Secondhand Smoke: The Impact on Children. Diunduh dari http://ash.org.uk/files/documents/ASH_596.pdf pada 24 Maret 2014.
Ratih Oemiyati dan Qomariah Alwi. 2009. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap penyakit Asma. Dalam Jurnal Penyakit Tidak Menular (Online), vol 1 No.1. hal 12. Diunduh dari ejournal.litbang.depkes.go.id pada 24 maret 2014.
Savitri, Ayunda W. 2014. “Miris Jumlah Anak Perokok Aktif di Indonesia Meningkat Tajam”, dalam koran Detik, 2 Februari. Jakarta. Diakses dari http://news.detik.com/ pada 24 Maret 2014.
Sugihartono, Nurjazuli. 2012. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (Online), vol. 11 No. 1. Hal 82. Diunduh dari ejournal.undip.ac.id pada 24 maret 2014.
Sulaiman, M Reza. 2014. “Terpapar Residu Asap Rokok Ayahnya, Bayi ini Meninggal Kena Pneumonia”, dalam koran Detik, 24 Maret. Jakarta. Diakses dari http://health.detik.com/ pada 24 Maret 2014.
Tim KPAI. 2013. Menyelamatkan Anak dari bahaya Rokok. Diakses dari http://www.kpai.go.id/ pada 24 Maret 2014.
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.sampoerna.com/ pada 24 Maret 2014.
http://www.bbc.co.uk/ pada 24 Maret 2014.
http://www.ayahbunda.co.id/ pada 24 Maret 2014.
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/bahaya-asap-rokok-bagi-anak






Komentar

Postingan Populer