MENGENALI TBC PADA ANAK


Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, namun dapat juga mengenai hampir semua organ tubuh.
TB pada anak mempunyai tanda dan gejala yang sangat berfariasi sehingga lebih sulit dikenali daripada TB pada orang dewasa. Pada orang dewasa, gejala TB biasanya menunjukkan gejala yang khas antara lain batuk berdahak lebih dari 3 minggu, berkeringat pada malam hari, nafsu makan menurun dan berat badan menurun.
Gejala klinis TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak terlalu tinggi, berkisar 38 derajad celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu. Gejala lain adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering pada TB paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak. Batuk kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Gejala-gejala yang tersebut di atas dikategorikan sebagai gejala nonspesifik. Perlu diketahui bahwa gejala nonspesifik dapat juga ditemukan pada kasus infeksi lain.
Pemeriksaan yang diperlukan :
1)   Uji tuberkulin (test mantoux )
2)   Foto rontgent dada, pemeriksaan rontgent dapat membantu diagnosis tetapi tidak dapat digunakan sebagai salah satunya alat diagnosis.
3)   Jika memungkinkan perlu dilakukan pemeriksaan dahak-dahak.
4)   Mengingat kesulitan mendapatkan dahak pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan yang sangat penting.
5)   Diagnosis TB anak dapat ditegakkan dengan sistem skoring TB anak
WHO membuat kriteria anak yang diduga (suspected) menderita TB:
  1. Sakit, dengan riwayat kontak dengan seseorang yang diduga atau dikonfirmasi menderita TB paru;
  2. Tidak kembali sehat setelah sakit campak atau batuk rejan (whooping cough);
  3. Mengalami penurunan berat badan, batuk, dan demam yang tidak berespon dengan antibiotik saluran nafas;
  4. Terdapat pembesaran abdomen, teraba massa keras tak terasa sakit, dan ascites;
  5. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening superfisial, tidak terasa sakit, dan berbatas tegas;
  6. Mengalami gejala-gejala yang mengarah ke meningitis atau penyakit sistim saraf pusat.
Seorang anak dapat terinfeksi kuman TB tetapi belum tentu bermanifestasi menjadi sakit TB. Apabila daya tahan tubuh anak menurun atau virulensi kuman TB yang menginfeksi ganas maka anak yang semula ‘hanya’ terinfeksi menjadi sakit TB.
Gejala yang ditunjukan oleh seorang anak jika ia menderita penyakit TBC adalah :
u Demam lama >/- 2 minggu dan atau berulang
u Batuk lama 3 minggu
u Nafsu makan turun, berat badan turun atau tidak naik 2 bulan berturut-turut
u Anak lesu tidak seaktif biasanya
u Kontak erat dengan pasien TB paru dewasa
u Teraba benjolan di leher
Sumber penularan TB anak adalah pasien TB paru dewasa melalui percikan dahak.

Kelompok anak terinfeksi TB yang berisiko tinggi menderita TB adalah:
1.      usia <5 tahun
2.      menderita penyakit infeksi (morbili, varisela)
3.      mendapat obat imunosupresif jangka panjang (sitostatik, steroid, dll)
4.      usia pubertas
5.      infeksi paru TB, konversi uji tuberkuiln dalam kurang dari 12 bulan.

Pengobatan TB anak adalah dengan cara :
1.    Pengobatan dengan kombinasi 3-4 macam obat TB
2.    Pengobatan TB membutuhkan waktu 6 bulan, kecuali pada TB berat bisa lebih lama sampai 12 bulan
3.    Kunci keberhasilan pengobatan TB adalah minum secara teratur dan tuntas
4.    Keberhasilan pengobatan dinilai terutama dari perbaikan gejala, bukan dari foto rontgent dada.
Lama pengobatan TB berkisar 6-12 bulan yang dibagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Waktu yang diperlukan untuk mengobati TB boleh dibilang lama, dengan tujuan mencegah terjadinya resistensi obat, membunuh kuman intraselular dan ekstraselular, serta mengurangi kemungkinan terjadinya relaps.
Berbicara mengenai minum OAT, tidak hanya sekedar minum tetapi juga patuh. Kepatuhan minum OAT meliputi benar obat (right drugs), benar dosis (right doses), dan benar waktu pemberian (right intervals) – tertuang dalam program Direct Observed Therapy (DOT) – menjadi bagian yang sangat krusial. Orang tua atau pengasuh anak dapat dijadikan pengawas minum obat yang bertugas mengawasi anak agar tidak lupa minum OAT.
Pencegahan TB anak:
a)    Vaksinasi BCG
b)   Beri makanan yang bergizi dan seimbang pada anak
c)    Jaga lingkungan rumah bersih, tidak lembab dan sinar matahari masuk ke dalam rumah
d)   Cari kemungkinan sumber penularan :
e)    Orang dewasa serumah (orang tua, pembantu rumah tangga, supir, dll)
f)    Lingkungan sekolah (Guru sekolah, satpam, guru les, dll)
g)   Pasien TB dewasa diobati hingga tuntas dan menggunakan masker selama dua bulan awal pengobatan.
Cara terbaik mencegah terjadinya TB anak adalah dengan menemukan, mendiagnosa, dan mengobati TB dewasa secara tuntas. Gagasan itu muncul karena pada umumnya anak terinfeksi TB setelah terpapar dari orang dewasa dengan sputum positif kuman TB. Ketika seorang anak sudah menderita TB aktif maka seluruh anggota keluarga dan orang lain yang kontak dekat dengan anak tersebut harus diperiksa untuk mencari sumber penularan lalu diobati. Dengan demikian, rantai penularan dapat terputus sedini mungkin.
Cara lain adalah imunisasi BCG. Meskipun masih terdapat kontroversi mengenai keefektifitasannya, BCG dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi TB seperti milier, meningitis, dan spondilitis. Melakukan imunisasi BCG ulangan tidak direkomendasikan karena tidak memberikan efek protektif tambahan.
Masalah TB pada anak memang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat di dunia karena anak yang menderita TB tidak mudah menularkan ke orang sekitarnya. Padahal bukan penularan yang menjadi masalah, melainkan diagnosis yang sulit. Masihkah kita memicingkan mata terhadap situasi tersebut?

10 Fakta Penting Tuberkulosis

Tuberkulosis menyebar dengan mudah melalui udara. Ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka mengeluarkan bakteri tersebut. Sedikit saja bakteri itu sudah cukup untuk menimbulkan penularan. Satu orang di dunia menjadi orang yang baru terinfektisi TB setiap detik.
  1. Hampir semua penularan TB tersembunyi, pembawanya tak memperlihatkan gejala dan mereka tidak terinfeksi. Namun, satu dari 10 orang akan terserang TB sepanjang hidupnya terutama karena melemahnya sistem kekebalan tubuh.
  2. TB kebanyakan menyerang orang dewasa muda yang berada pada masa paling produktif mereka. Mayoritas besar kematian akibat TB terjadi di dunia berkembang. Lebih dari separuhnya terjadi di Asia.
  3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 9,4 juta orang terserang TB aktif pada 2008, naik dari 9,27 juta pada 2007 dan 9,24 juta orang pada 2006. Di antara ke-15 negara yang memiliki angka tertinggi penularan TB pada 2007, 13 berada di Afrika, sementara separuh dari semua kasus baru berada di enam negara Asia -- Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina.
  4. TB adalah penyebab kematian tertinggi ketujuh di negara miskin.
  5. Rata-rata pasien TB kehilangan tiga sampai empat bulan masa kerja dan sebanyak 30 persen penghasilan rumah tangga tahunan. Bank Dunia memperkirakan penyakit tersebut menghilangkan empat hingga tujuh persen penghasilan domestik kotor di sebagian negara yang paling parah terserang.
  6. TB yang tahan obat disebabkan oleh pengobatan yang setengah-setengah dan tidak berkelanjutan seringkali terjadi karena pasien menghentikan pengobatan sebab mereka mulai merasa lebih baik.
  7. Bentuk TB yang paling berbahaya ialah TB yang tahan banyak obat (MDR-TB), yaitu TB yang tahan setidaknya terhadap isoniazid dan rifampicin, dua obat anti-TB yang paling kuat.
  8. Angka MDR-TB tinggi di beberapa negara, terutama di India, China dan bekas Uni Sovyet, dan mengancam upaya pengendalian TB. MDR-TB pada hakekatnya ada di semua negara yang disurvei oleh WHO.
  9. TB yang tahan obat secara luas, atau XDR-TB, adalah jenis TB yang relatif jarang. Antara 35 persen dan 50 persen pasien TB jenis itu meninggal.


Komentar

Postingan Populer