Klinik VCT HIV/AIDS BKPM Kota Pekalongan


KLINIK VOLUNTARY CONSELLING AND TESTING (VCT) TB-HIV/AIDS

BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT ( BKPM ) KOTA PEKALONGAN



 A. Latar Belakang dibentuknya Klinik VCT TB-HIV/AIDS di BKPM Kota Pekalongan

 1. Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS

Seiring dengan perkembangan jaman, jumlah kasus HIV/AIDS meningkat dan mulai merambah masuk ke Kota Pekalongan. Begitu juga dengan meningkatnya kasus TB (Tuberculosis), dimana pemerintah telah berusaha untuk memberantasnya namun ternyata ada kecenderungan jumlah kasus yang makin meningkat. Ternyata hal ini juga berhubungan dengan semakin berkembangnya jumlah kasus HIV/AIDS, dimana penyakit TB merupakan infeksi opportunistik utama pada penderita HIV/AIDS. Seorang penderita
HIV/AIDS lebih mudah terserang TB dibanding yang bukan penderita HIV/AIDS.

2. Membantu perubahan perilaku sehingga resiko penularan HIV menurun

Beberapa perilaku ataupun gaya hidup masyarakat pada saat ini yang mempermudah terjadinya penyebaran penyakit HIV/AIDS, antara lain :

·           suka melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
·           melakukan pergaulan bebas
·           menggunakan narkoba dengan jarum suntik
·           faktor keturunan, bila ibu yang hamil positif terkena HIV/AIDS dapat menularkan ke anaknya.
·           sering melakukan tato dengan jarum bekas

Perilaku tersebut mempertinggi resiko orang yang bersangkutan untuk terkena HIV/AIDS.

B. Apakah klinik VCT itu ?

VCT  ( Voluntary Conselling and Testing ) berarti suatu pemeriksaan dan konseling yang dilakukan secara sukarela. Karena dalam hal ini merupakan klinik VCT TB-HIV/AIDS, maka berarti klinik VCT TB-HIV/AIDS adalah suatu klinik yang melayani pemeriksaan dan konseling tentang HIV/AIDS terutama pada pasien TB yang dilakukan secara sukarela atas kemauan klien sendiri tanpa paksaan.

C. Apakah tujuan VCT ?

VCT bertujuan untuk :

1.      Membantu mengenali perilaku atau kegiatan yang beresiko tertular HIV/AIDS

2.      Menyediakan informasi tentang HIV/AIDS, testing HIV, penularan, pencegahan dan pengobatannya.

3.      Memberikan dukungan moril untuk perilaku lebih sehat

4.      Memberikan dukungan kepada klien reaktif ( positif HIV/AIDS )

D. Apa saja pelayanan Klinik VCT TB-HIV/AIDS di BKPM Kota Pekalongan?

1.      Konseling pre test.

Konseling merupakan pembicaraan dua arah antara konselor dengan klien. Pada konselling pre test dilakukan penggalian faktor resiko, tingkat pengetahuan klien tentang HIV/AIDS dan penyuluhan HIV/AIDS.

2.      Testing HIV

Serangkaian pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui status HIV klien. Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah.

3.      Konseling paska test

Konselling yang dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menyampaikan hasil pemeriksaan.

4.      Pendampingan klien reaktif ( positif HIV )

Suatu bentuk pendampingan kepada klien dengan hasil pemeriksaan reaktif ( positif ). Seorang klien yang mengetahui status dirinya telah positif HIV biasanya akan mengalami penurunan keadaan psikologis, oleh karena itu dilakukan pendampingan. Disamping itu pendampingan ini juga berkelanjutan, mulai dari pengobatan, pemeriksaan selanjutnya, isu buka status dan seterusnya. Pendampingan ini diberikan sampai dengan klien sudah bisa mandiri, klien menolak pendampingan ataupun klien meninggal.


E. Apakah kita perlu VCT ?

Untuk mengetahui perlu tidaknya kita melakukan VCT, maka jawablah pertanyaan berikut dengan jujur.

1.      Pernahkah anda melakukan hubungan seks dengan selain pasangan tetap tanpa menggunakan kondom ?

2.      Apakah anda mempunyai lebih dari 1 orang pasangan seks ?

3.      Pernahkah anda menggunakan narkoba dengan memakai alat suntik tidak steril ?

4.      Apakah anda pernah menggunakan kondom yang rusak ?

Jika ada YA dari salah satu pertanyaan diatas, maka anda sebaiknya melakukan VCT.

VCT dapat dilakukan kapan saja, tapi sebaiknya anda melakukan test 6 bulan setelah melakukan perilaku beresiko, sehingga hasilnya akurat.


F. Apa saja manfaat VCT ?

1.      Bagi individu

a. Mengurangi perilaku beresiko tertular HIV/AIDS

b. Membantu seseorang menerima status HIVnya

c. Mengarahkan seorang ODHA kepada pelayanan yang dibutuhkannya

d. Merencanakan perubahan perilaku, dan lain-lain

2.      Bagi masyarakat

a. Memutus rantai penularan HIV/AIDS

b. Mengurangi stigma negatif HIV/AIDS

G. Prinsip Dasar VCT

Prinsip-prinsip VCT yaitu :

1.      Informed consent (persetujuan). VCT dilakukan hanya atas dasar persetujuan klien atau secara sukarela.

2.      Kerahasiaan. Hasil, indentitas diri dan berbagai informasi yang digali akan dirahasiakan oleh petugas. Sehingga tidak perlu takut ataupun malu untuk melakukan VCT.

3.      Tidak diskriminasi.

H. Kegiatan yang dilakukan oleh klinik VCT TB-HIV/AIDS

1.      Melakukan penyuluhan TB dan HIV/AIDS kepada pengunjung BKPM Kota Pekalongan

2.      Penjaringan pasien yang beresiko

3.      Pelayanan konseling pretest, testing HIV/AIDS, konseling paska test dan pendampingan klien positif HIV/AIDS.

Kegiatan ini dilakukan tiap hari kerja pada jam kerja.

Tenaga kesehatan untuk pelayanan klinik VCT TB-HIV/AIDS BKPM Kota Pekalongan terdiri dari 2 orang dokter klinik, 1 orang konselor, 1 orang tenaga analis laboratorium dan 1 orang manajer kasus.

Bagi anda yang ingin memastikan atau ingin mengetahui apakah terinfeksi HIV atau tidak dapat mengunjungi Klinik VCT BKPM Pekalongan di Jl. W.R Supratman No.77 Pekalongan, pada hari kerja dengan jadwal :

Senin s/d Kamis               : 07.15 s/d 14.15

Jumat                                 : 07.15 s/d 11.15

Sabtu                                  : 07.15 s/d 12.45

Komentar

Postingan Populer